
Satu hal yang penting dari sebuah brand, adalah pesan apa yang ingin disampaikan. Sehingga pesan ini menjadi value yang sangat berharga di benak customer.
Di artikel ini, saya akan membawakan topik basic tapi sangat penting. Saya akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah kepada Anda. Terutama Anda yang Instagram seller.
Saya akan jelaskan kepada Anda, resiko buruk apabila brand tidak menyampaikan pesan dengan baik.
Dan saya juga akan membawakan contoh brand-brand besar, lalu saya akan jelaskan pesan mereka, kemudian kita ambil pelajaran dari sana. Sounds good? Let’s get started.
Isi Konten :
3 Market Terbesar
Di luar sana ada 3 market besar, yang umum sekali dimasuki oleh pebisnis untuk memasarkan brand miliknya. Pesan dan value yang ingin disampaikan oleh sebuah brand, biasanya tidak jauh-jauh dari 3 market ini. Pesan yang mereka sampaikan selalu berhubungan dengan market ini. 3 market tersebut adalah:
- Wealth
- Health
- Relationship
Wealth adalah market yang biasanya, pesan yang disampaikan adalah tentang kekayaan. Pesannya bisa berupa, “make more money”, “long term business”, “10X omset”, atau yang sejenisnya. Intinya menjanjikan kekayaan kepada target market.
Ini market yang sangat besar. Siapa yang tidak ingin kaya? Market wealth tidak berarti target market kita adalah orang kaya. Ini belum tentu. Karena market wealth, adalah market yang pesan didalamnya adalah menjanjikan kekayaan.
Bisa jadi target marketnya adalah pengangguran. Dan produknya adalah pelatihan skill profesional. Dan pesannya adalah jaminan kerja. Jadi market wealth bukan berarti target marketnya adalah orang kaya. Belum tentu.
Kalau kita melihat Bang Atta Halilintar. Channel beliau berisi pesan wealth. Beliau secara tidak langsung, memperlihatkan kekayaan beliau. Dan banyak sekali subscriber beliau, yang melihat video beliau karena ingin mengkhayal bisa punya barang mewah seperti beliau juga.
Pesan wealth juga sering kami gunakan dalam mempromosikan layanan email marketing kami. Contoh pesannya seperti ini, “money is in the list”.
Sekarang mari kita ngobrol tentang health. Sebagaimana yang sudah saya mentioned diatas. Bahwa wealth adalah menjanjikan kekayaan. Berarti kalau market health, menjanjikan kesehatan.
Biasanya di market health. Trigger untuk membuat target market mau bergerak, adalah pain. Pemicu yang paling sering digunakan dalam market health adalah pain. Atau fear.
Market health adalah market yang sangat besar. Sebagaimana yang kita lihat di masa pandemi sekarang. Orang-orang berbondong-bondong membeli masker dan hand sanitizer. Apakah Anda tahu apa yang memotivasi mereka membeli kedua barang tersebut? Anda benar. Karena COVID-19.
Dalam dunia marketing, pesan COVID-19 tergolong pesan pain dan fear. Jadi rasa sakit dan ketakutan, dijadikan pemicu untuk membuat mereka bergerak membeli barang tertentu.
Sedangkan market relationship, pesan yang disampaikan biasanya menjanjikan hubungan dengan family, atau hubungan dengan pasangan. Maksudnya menjanjikan hubungan yang baik.
Mungkin saja produknya roti bolu, tapi pesannya relationship. Pasti Anda pernah melihat iklan Kong Guan. Apakah Anda perhatikan apa yang mereka sampaikan? Di iklan itu mereka menggambarkan sebuah keluarga bahagia ketika lebaran tiba. Dan yang mereka jadikan cemilan, adalah Kong Guan.
Jadi Kong Guan ingin membuat alam bawah sadar penonton iklan mereka, bahwa kalau mau keluarga bahagia, cemilan waktu lebaran harus Kong Guan. Atau bisa juga pesannya, “Kong Guan membuat keluarga bahagia ketika lebaran”.
Dari ketiga market besar ini, Anda jadi paham tentang pesan sebuah brand. Saran saya, masuklah disalah satu market ini. Dan buat pesan brand Anda berhubungan dengan 3 market ini.
Belajar Dari Anlene
Anlene dikenal sebagai susu kalsium tinggi untuk mencegah osteoporosis bagi kaum manula. Tapi kalau kita balik ke masa lalu, pesan yang disampaikan Anlene tidak seperti ini. Pesan yang disampaikan Anlene tidak sespesifik ini.
Dulu Anlene hanya menyampaikan pesan bahwa, susu mereka punya kalsium yang tinggi. Tapi kalaupun ditambah dengan mencegah osteoporosis dan untuk manula, itupun masih kurang.
Apakah Anda tahu, salah satu hal yang membuat brand Anlene dikenal oleh masyarakat secara masif? Jawabannya adalah gerakan. Mereka membuat gerakan “10 ribu langkah”. Dan gerakan ini diiklankan di TV Nasional. Sehingga brand awareness mereka terbangun.
Pelajaran yang kita bisa petik dari Anlene adalah tentang gerakan. Saya sudah melihat brand lokal UMKM seperti sepatu, tas, kacamata, jam tangan, dan yang lain. Pesan mereka sangat bagus. Tapi kurang sebuah movement. Sebuah gerakan.
Dan saya pun paham. Diantara Anda pasti ada yang bilang, “itu kan UMKM, sedangkan Anlene adalah korporasi”. Ya saya menyadari bahwa faktor uang juga menentukan. Anlene tentunya memiliki investor dengan budget uang yang besar. Dan hal ini agak susah disaingi oleh UMKM.
Mari kita membedah makna dari 10000 langkah dari Anlene. Gerakan adalah salah satu proses mendeliver value and message. Dengan gerakan ini, Anlene sekali lagi menanamkan kesan bahwa, “kalau minum Anlene, para orang tua bisa berjalan dengan wajah yang bahagia”.
Kalau Anda lihat iklan Anlene, para manula yang terekam oleh kamera adalah mereka yang punya wajah bahagia. Jadi value Anlene bertambah lagi. Tidak hanya membuat tulang kuat, tapi bisa membuat orang energik dan sumringah wajah mereka.
Hal ini kita sebut sebagai Value Creation. Atau bisa disebut juga membangun value.
Salah satu hal yang mudah bagi Anda sebagai Instagram seller adalah, mencontek. Kita semua sepakat pada satu pernyataan, bahwa untuk membesarkan perusahaan butuh skill. Dan salah satu alasan UMKM stuck ditempat, karena mereka kurang ilmu. Maka saya sarankan untuk mencontek saja, kalau Anda tidak punya networking dengan mentor-mentor hebat.
Karena kalau kita lihat budaya korporasi dalam merekrut pimpinan direksi, adalah mereka merekrut pimpinan direksi dari perusahaan lain. Sehingga skill yang dibutuhkan sudah terbangun oleh pengalaman. Budaya seperti ini, jarang kita temui di UMKM.
Belajar Dari SalesForce

Saya akan jelaskan secara singkat saja. SalesForce punya slogan yang berbunyi, “No Software”. Slogan ini juga sebuah gerakan yang mereka usung dari awal mereka berdiri.
Semua langkah yang mereka tempuh, selalu untuk memusuhi software dan CD Room. Jadi dulu di US, perushaaan IT selalu menyimpan software mereka di CD Room. Dan pelanggan mereka menginstall software mereka melalui perantara CD tersebut.
Lalu datang SalesForce untuk memusuhi kegiatan ini. Karena CD Room bisa mengakibatkan limbah dan kerusakan ekonomi di US menurut SalesForce.
SalesForce menawarkan solusi baru untuk mensolve problem ini. Yaitu software berbasis cloud. Jadi tidak perlu adanya software yang diinstall dan CD Room. Dengan gerakan ini, brand awareness SalesForce jadi masif sampai sekarang.
Yang bisa kita petik dari kisah ini adalah, lagi-lagi gerakan.
Belajar Dari Adidas

Slogan Adidas adalah, “Impossible Is Nothing”. Kemustahilan itu tidak ada. Dengan slogan ini, Adidas ingin menyampaikan pesan kepada para Atlet dan orang-orang yang ingin menjadi Atlet, bahwa kemustahilan untuk meraih mimpi kalian itu tidak ada. Semuanya possible. Kami segenap tim Adidas, akan membantu kalian meraih impian kalian.
Ini salah satu slogan terbaik menurut saya. Slogan yang masif. Slogan yang memberikan hope to hopeless. Berapa banyak anak–anak yang ingin jadi Atlet, tapi putus asa karena tidak didukung orang tua, masalah uang, masalah networking (tidak kenal dengan orang yang bisa membantu mereka jadi Atlet).
Lalu datang Adidas dengan slogan, “Impossible Is Nothing”. Give hope to hopeless. Sudahkah Anda mengambil pelajaran? Ini yang disebut Value Creation.
Belajar Dari Clickfunnels

Clickfunnels memulai gerakan “The Death Of Website”. Website tidak didesain untuk menghasilkan uang. Website didesain untuk menghasilkan pusing di kepala.
Dari gerakan ini, Clickfunnels punya komunitas yang solid dan bersepakat di pernyataan website sudah mati. Segera pindah ke funnel. Saya pun sepakat dengan gerakan ini. Website itu cocok untuk yayasan. Tapi website tidak cocok untuk orang yang ambisius seperti Anda dan saya.
Kesimpulan
Instagram seller lebih sering membicarakan fitur daripada value dan pesan yang ingin disampaikan. Hendaknya Anda mencontoh dari contoh yang sudah saya bawakan diatas. Ini lebih mudah daripada Anda harus membuat strategi dengan kepala Anda sendiri. Mencontek lalu memodel akan lebih mudah dilakukan.
Dari yang sudah disampaikan diatas, apakah ada yang masih belum paham masalah Value Creation. Atau mungkin Anda ingin membuat movement tapi tidak tahu caranya. Mungkin saya bisa bantu memberikan contoh yang lain. Tulis pertanyaan Anda di kolom komentar. Dan mari berdiskusi.